Minggu, 06 Oktober 2013

EKONOMI INDONESIA DALAM MASALAH DAN TANTANGAN SECARA GLOBAL

A.    PENDAHULUAN

Semua negara mempunyai tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kesejahteraan bangsa, yang dalam konstitusi Indonesia disebutkan mencapai masyarakat yang adil dan makmur. Dalam mencapai masyarakat yang sejahtera maka upaya pokok yang sangat penting adalah upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang adil sehingga masalah-masalah sosial dan politik dapat lebih baik dan pada akhirnya menstabilkan negara dalam mencapai kemajuannya.
Dalam pertumbuhan ekonomi, masing-masing bangsa dan negara mempunyai kemampuan-kemampuan yang berbeda serta sistem dan kebijakan yang berbeda pula. Juga didasari pada sejarah, budaya dan kekayaan alam dari negara, yang mendorong pertumbuhan. Dari pengalaman sejarah kemajuan bangsa-bangsa, kemajuan tidak tergantung pada satu faktor saja, tetapi dari berbagai faktor dan kebijakan, yang sesuai untuk negara tersebut. Termasuk kebijakan politik yang ditempuh oleh masing-masing negara.
Karena itu, perkembangan ekonomi Indonesia tidak lepas dari sejarah politik dalam negeri. Pada awal kemerdekaan, maka perkembangan ekonomi Indonesia dikuasai oleh perusahaan-perusahaan Belanda serta perusahaan nasional yang lebih kecil, dengan ekonomi yang mempunyai strata, ekonomi besar, menengah dan kecil.
Pada saat politik Indonesia sangat otoriter pada zaman Presiden Soekarno kemudian Presiden Soeharto maka ekonomi juga disertai dengan banyak kebijakan monopolitis baik oleh perusahaan negara atau swasta, setelah reformasi pada tahun 1998, dimana politik dan pemerintahan sangat demokratis maka ekonomi Indonesia juga sangat terbuka dengan persaingan dalam sistem yang global seperti dewasa ini dengan tetap ada kebijakan pemerintah untuk kepentingan nasional.
Dewasa ini, perekonomian Indonesia menghadapi suatu permasalahan yang cukup tinggi akibat isu krisis hutang dan anggaran difisit dunia yang melanda pada tahun 2011 silam. Negara-negara yang terkena isu krisis ini sebagian besar adalah negara Uni Eropa dengan defisit anggaran rata-rata tercatat 6,4% dari PDB dan Amerika Serikat dengan defisit anggaran sebesar 1,3 triliun dollar AS atau sekitar 8,6% dari PDB.
Hal ini mempunyai pengaruh besar yang berdampak pada perekonomian nasional. Karena pada kesempatan yang sama, Indonesia dengan kekuatan pasar domestiknya mengalami suatu masa transisi dimana daya beli masyarakat cukup tinggi. Dan dengan adanya konsolidasi fiskal, yang disertai juga injeksi likuiditas dalam bentuk pinjaman kepada Bank Sentral Eropa (ECB), kepada perbankan di Uni Eropa hanya dengan bunga 1%. Hal ini memberikan suatu peluang untuk masuknya dana tersebut ke Indonesia. Dan siap atau tidak Indonesia harus segera mempersiapkan diri jika suatu saat nanti, pasar domestik akan diserbu oleh investor asing.
Kita memahami dalam menyelesaikan krisis masing-masing negara Asia mempunyai kebijakan yang berbeda, Malaysia beruntung lebih cepat menyelesaikan dengan berbagai kebijakan yang tepat, sedangkan Indonesia dengan bantuan IMF, dan juga akibat penjaminan dan Bail Out perbankan yang lebih besar mengalami pemulihan yang lebih lambat. Krisis juga menyebabkan perubahan mendasar dalam sistem kenegaraan Indonesia, yaitu bersamaan terjadi reformasi yang sangat mendasar pada 3 hal pokok, yaitu demokrasi yang sangat terbuka, otonomi yang sangat luas, dan keterbukaan media yang sangat besar. Perubahan mendasar tersebut dipilih oleh bangsa karena salah satu sebab krisis masa lalu adalah sistem politik yang otoriter, pemerintahan sentralisasi, dan kurang kontrol masyarakat dan parlemen pada pemerintahan. Hal itu menyebabkan banyak terjadi korupsi dan nepotisme.



B.     MASALAH DAN TANTANGAN

Ekonomi global diperkirakan akan membaik tahun depan. Hal itu menyebabkan  Indonesia cukup percaya diri mematok pertumbuhan ekonomi 6,8% di tahun 2013, kendati hal itu sudah merupakan ‘revisi’ ke bawah dari target semula, yakni di kisaran 6.8 - 7.2%.
Namun di balik optimisme membaiknya perekonomian dunia dan domestik, Pemerintah secara resmi dalam Nota Keuangan yang disampaikan oleh Presiden kepada DPR, mengakui bahwa setidaknya ada tujuh tantangan ekonomi dunia dan domestik yang akan menentukan pencapaian target-target ekonomi Pemerintah.
Berikut ini adalah tujuh tantangan ekonomi tersebut:
1.      Pemulihan ekonomi global di tahun 2013 diperkirakan menghadapi tantangan yang bersumber dari masih tingginya utang Pemerintah di kawasan itu. Hal itu dapat menghambat stimulus yang dibutuhkan oleh negara-negara tersebut. Disamping itu, kegiatan ivestasi dan arus modal diperkirakan belum akan pulih sepenuhnya.
2.      Gejolak harga komoditas dan energi dunia merupakan tantangan ekonomi dunia dan juga Indonesia. Dalam beberapa tahun terkahir harga komoditas minyak mentah dunia telah menunjukkan fluktuasi yang cukup besar. Gejolak-gejolak itu dapat mengganggu proses pemulihan ekonomi dunia yang pada gilirannya mengganggu ekonomi domestik.
3.      Tingginya konsumsi BBM di dalam negeri. Ini merupakan konsekuensi logis dari meningkatnya pendapatan dan daya beli masyarakat. Masalahnya adalah peningkatan tersebut tidak diimbangi peningkatan produksi minyak. Akibatnya kran impor harus dibuka dan dibutuhkan subsidi BBM untuk menanggung selisih harga minyak di dalam negeri dengan d pasar internasional. Perlu ada terobosan dalam mendorong penghematan konsumsi BBM.
4.      Pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur perlu untuk mendukung daya saing sektor riil, penguatan iklim investasi dan dunia usaha. Kelancaran jaringan distribusi dan lalu lintas wilayah akan mengurangi tekanan disparitas harga, mendukung tercapainya skala ekonomi dan meningkatkan efisiensi produksi.
5.      Daya dukung energi yang belum memadai dan menggapai wilayah Indonesia dan lapisan masyarakat. Kebutuhan pasokan energi khususnya listrik dirasakan semakin meningkat. Hingga saat ini tingkat elektrifitas baru mencapai 72,95 persen.
6.      Dinamika ekonomi domestik dan global yang selalu dinamis mengharuskan Indonesia senantiasa siap terhadap perubahan. Yang berarti bahwa Indonesia dengan pasar domestik yang kian meningkat akan menjadi sasaran empuk untuk dijadikan pasar impor yang dalam hal ini akan lebih banyak tertuju pada negara-negara Asia Timur seperti China, India dan Jepang karena partner mereka dari negara eropa telah melemah.
7.      Implementasi realisasi proyek yang ada dalam program Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) perlu ditingkatkan. Tantangannya adalah perlunya kepastian dan kemudahan dalam pembebasan lahan.



C.    PEMBAHASAN (SOLUSI)

Setelah mengalami krisis moneter yang melanda negara-negara Asia pada tahun 1997, 10 tahun yang lalu maka ekonomi Indonesia juga sama dengan ekonomi negara Asia yang lain telah pulih kembali, dengan beban-beban dan kewajiban yang masih harus ditanggung oleh negara sampai sekarang sebagai beban krisis.
Yang selalu menjadi perhatian pemerintah dan upaya memajukan ekonomi nasional dewasa ini adalah :
1.      Pembangunan infrastruktur ; efisiensi ekonomi rakyat dan investasi yang lebih baik, serta sektor pertanian untuk memenuhi keperluan-keperluan dasar, sehingga ekonomi Indonesia lebih efisien serta mengurangi tingkat impor dari bahan makanan pokok dan semuanya dapat mendorong multiplier effect yang besar.
2.      Perbankan nasional yang pada waktu krisis mengalami banyak masalah dan hampir semua dibantu Bank Sentral kini sudah sehat, sangat likuid, dan menuju pertumbuhan yang wajar, bunga bank yang selama ini di atas 12% dewasa ini telah menuju tingkat efisiensi yang baru. Ini akan mendorong usaha nasional lebih competitive.
3.      Dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, maka keperluan listrik bertambah dengan cepat menyebabkan demand lebih tinggi dari supply listrik, sedang dilaksanakan pembangunan-pembangunan listrik secara crash program sebesar 10.000 MW dan pertumbuhan 3.000 MW pertahun untuk memenuhi keperluan selanjutnya, dengan sumber batubara, gas disamping geothermal dan hydro power, listrik Indonesia pada 3 tahun yang akan datang akan lebih murah dibanding negara lain.
Kita semua memahami bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, maka arus investasi dalam dan luar negeri menjadi faktor yang sangat penting. Dalam hal ini keterbukaan ekonomi dan perbaikan keamanan serta hukum yang lebih baik di samping insentif untuk investasi adalah sangat penting. Semuanya dilaksanakan secara bersamaan dengan penataan otonomi yang luas di daerah-daerah.
Telah diterbitkan Undang Undang Investasi yang baru yang lebih baik serta Undang-Undang Pajak yang lebih menarik serta insentif-insentif lain diharapkan dengan aturan tersebut dengan pasar yang lebih luas diharapkan FDI akan lebih besar pada tahun-tahun yang akan datang. Semua itu tentu haruslah dengan kebijakan yang lebih baik dari masing-masing provinsi yang telah otonomi serta sistem, aturan dan jaminan perburuhan yang lebih baik, ini merupakan tantangan untuk masa datang.
Dari segi pasar tentu Indonesia lebih baik karena dengan penduduk 240 juta dengan tingkat konsumsi yang terus meningkat serta National Resources yang lebih baik yang tersebar di seluruh pulau-pulau. Indonesia terdiri dari 17.504 pulau besar dan kecil dengan 33 propinsi dan 459 kabupaten. Semua itu terbagi pada kekuatan ekonomi yang berbeda, namun secara umum dapat dibagi pada 4 wilayah utama (Sumatera, Jawa, Kalimantan, Indonesia Bagian Timur) dengan modal pokok, penduduk, iklim natural resources, serta sarana yang ada.
Sumatera, sangatlah kaya dengan energi seperti oil & gas dan batubara serta perkebunan khususnya sawit dan getah dengan pengalaman dan iklim yang sesuai yang menjadi kekuatan ekonomi yang utama.
Jawa, dengan penduduk 140 juta serta infrastuktur yang lebih baik, maka pertanian dan industri manufacture menjadi pendorong ekonomi, dengan tenaga kerja yang sangat besar. Sekarang oil dan gas telah juga ditemukan di banyak tempat di Jawa. Di samping itu kemampuan masyarakat dalam menghasilkan kerajinan dan barang-barang budaya yang sangat besar.
Kalimantan, kondisi hampir sama dengan Sumatera dengan energi dan perkebunan yang sangat luas akan menjadi kekuatan ekonomi, disamping menjadi paru-paru dunia dengan tropical forest yang masih tersisa, yang secara bersama-sama harus dijaga dengan perhatian internasional untuk menjaga climate change juga menjadi beban di masa datang.
Indonesia Bagian Timur, mempunyai potensi pertanian, perikanan pertambangan, dan oil & gas, telah dan akan menjadi kekuatan ekonomi bagi daerah yang luas tersebut. Dalam perencanaan nasional untuk menjadi wilayah produksi bio-fuel yang besar dengan lahan yang luas khususnya Papua.
Kebijakan fiskal Indonesia akan diarahkan untuk sebanyak-banyaknya mendorong pembangunan sarana agar semua investasi tersebut dicapai, serta memberi insentif untuk pengusaha domestik dan asing yang meningkatkan added value  dari resources tersebut.
Dengan jumlah penduduk sebagai pasar dan sekaligus pekerja yang besar serta upah buruh yang masih bersaing, industri manufacturing akan tetap menarik dan dapat bersaing dibanding dengan negeri-negeri berkembang lainnya. Hubungan strategis dengan negara-negara maju akan mendorong perdagangan yang lebih besar yang pada akhirnya mendorong ekonomi dalam negeri.
Masalah birokrasi dan korupsi selalu menjadi pertanyaan, namun dengan upaya yang keras hal tersebut akan dapat berkurang, tidak banyak negara di Asia dimana begitu banyak bekas menteri, gubernur atau pejabat sekarang ini masuk penjara karena masalah korupsi pada masa lalu dan sekarang. Ini merupakan komitmen yang jelas dari pemerintah untuk menciptakan clean government. Tidaklah mudah menerapkan hukum secara keras, tetapi pemerintah mempunyai tekad yang jelas.



D.    KESIMPULAN

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dunia yang baik dengan industri dan perdagangan yang sangat meningkat serta inovasi yang lebih besar, maka Indonesia akan meningkatkan kemampuan dengan dasar itu.
Banyak prasyarat yang telah dilaksanakan, yaitu stabilisasi keamanan dan politik yang lebih baik, infrastruktur yang terus dibangun, sektor financial yang makin baik, pendidikan yang diperbaiki, dan kebijakan investasi yang lebih baik, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia akan sangat memberi harapan dan kemajuan.
Pertumbuhan belumlah cukup untuk memenuhi keperluan lapangan kerja, sejalan dengan makin banyak generasi muda yang masuk lapangan kerja dan mengurangi tingkat kemiskinan, tetapi ini menggambarkan bahwa arah ekonomi Indonesia menuju pertumbuhan yang lebih tinggi lagi akan dapat dicapai. Dalam kondisi global, ekonomi suatu negara tentu tidak bisa berdiri sendiri, dan saling mempunyai pengaruh yang besar.
Pertumbuhan ekonomi ASEAN yang sangat baik dan hubungan ASEAN dengan negara Asia lainnya akan lebih mendorong kemajuan tersebut. Kemajuan ekonomi akan lebih mendorong stabilitas kawasan dan pada akhirnya menuju pada kesejahteraan seluruh rakyat.
Indonesia juga diharuskan mampu bersaing dengan kekuatan perdagangan negara-negara lain. Di tengah arus globalisasi sekarang ini, liberalisasi ekonomi sungguh tak terhindarkan. Namun pemerintah tetap harus bisa menjaga kemandirian ekonomi nasional agar liberalisasi ekonomi tidak sekadar menjadikan Indonesia sebagai pasar bagi aneka produk barang dan jasa negara-negara lain. Diplomasi yang dilakukan Indonesia dalam rangka liberalisasi ekonomi bertujuan untuk mencari peluang dan potensi di luar negeri dan meningkatkan dukungan masyarakat luar negeri dalam pemulihan ekonomi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar