A.
PENDAHULUAN
Semua
negara mempunyai tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kesejahteraan bangsa,
yang dalam konstitusi Indonesia disebutkan mencapai masyarakat yang adil dan
makmur.
Dalam mencapai masyarakat yang
sejahtera maka upaya pokok yang sangat penting adalah upaya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang adil sehingga
masalah-masalah sosial dan politik dapat lebih baik dan pada akhirnya
menstabilkan negara dalam mencapai kemajuannya.
Dalam
pertumbuhan ekonomi, masing-masing bangsa dan negara mempunyai
kemampuan-kemampuan yang berbeda serta sistem dan kebijakan yang berbeda pula.
Juga didasari pada sejarah, budaya dan kekayaan alam dari negara, yang
mendorong pertumbuhan. Dari pengalaman sejarah
kemajuan bangsa-bangsa, kemajuan tidak tergantung pada satu faktor saja, tetapi
dari berbagai faktor dan kebijakan, yang sesuai untuk negara tersebut. Termasuk
kebijakan politik yang ditempuh oleh masing-masing negara.
Karena
itu, perkembangan ekonomi Indonesia tidak lepas dari sejarah politik dalam
negeri. Pada awal kemerdekaan, maka perkembangan ekonomi Indonesia dikuasai
oleh perusahaan-perusahaan Belanda serta perusahaan nasional yang lebih kecil,
dengan ekonomi yang mempunyai strata, ekonomi besar, menengah dan kecil.
Pada
saat politik Indonesia sangat otoriter pada zaman Presiden Soekarno kemudian
Presiden Soeharto maka ekonomi juga disertai dengan banyak kebijakan
monopolitis baik oleh perusahaan negara atau swasta, setelah reformasi pada tahun
1998, dimana politik dan pemerintahan sangat demokratis maka ekonomi Indonesia
juga sangat terbuka dengan persaingan dalam sistem yang global seperti dewasa
ini dengan tetap ada kebijakan pemerintah untuk kepentingan nasional.
Dewasa
ini, perekonomian Indonesia menghadapi suatu permasalahan yang cukup tinggi
akibat isu krisis hutang dan anggaran difisit dunia yang melanda pada tahun
2011 silam. Negara-negara yang terkena isu krisis ini sebagian
besar adalah negara Uni Eropa dengan defisit anggaran rata-rata tercatat 6,4% dari PDB dan Amerika Serikat dengan defisit
anggaran sebesar 1,3 triliun dollar AS atau sekitar 8,6% dari PDB.
Hal
ini mempunyai pengaruh besar yang berdampak pada perekonomian nasional. Karena
pada kesempatan yang sama, Indonesia dengan kekuatan pasar domestiknya
mengalami suatu masa transisi dimana daya beli masyarakat cukup tinggi. Dan
dengan adanya konsolidasi fiskal, yang disertai juga injeksi likuiditas dalam
bentuk pinjaman kepada Bank Sentral Eropa (ECB), kepada perbankan di Uni Eropa
hanya dengan bunga 1%. Hal ini memberikan
suatu peluang untuk masuknya dana tersebut ke Indonesia. Dan siap atau tidak
Indonesia harus segera mempersiapkan diri jika suatu saat nanti, pasar domestik
akan diserbu oleh investor asing.
Kita
memahami dalam menyelesaikan krisis masing-masing negara Asia mempunyai
kebijakan yang berbeda, Malaysia beruntung lebih cepat menyelesaikan dengan
berbagai kebijakan yang tepat, sedangkan Indonesia dengan bantuan IMF, dan juga
akibat penjaminan dan Bail Out perbankan yang
lebih besar mengalami pemulihan yang lebih lambat. Krisis juga menyebabkan perubahan mendasar dalam
sistem kenegaraan Indonesia, yaitu bersamaan terjadi reformasi yang sangat
mendasar pada 3 hal pokok, yaitu demokrasi yang sangat terbuka, otonomi yang
sangat luas, dan keterbukaan media yang sangat besar. Perubahan mendasar tersebut dipilih oleh bangsa
karena salah satu sebab krisis masa lalu adalah sistem politik yang otoriter,
pemerintahan sentralisasi, dan kurang kontrol masyarakat dan parlemen pada
pemerintahan. Hal itu menyebabkan banyak terjadi korupsi dan nepotisme.
B.
MASALAH DAN
TANTANGAN
Ekonomi
global diperkirakan akan membaik tahun depan. Hal itu menyebabkan
Indonesia cukup percaya diri mematok pertumbuhan ekonomi 6,8% di tahun 2013, kendati hal itu sudah merupakan
‘revisi’ ke bawah dari target semula, yakni di kisaran 6.8 - 7.2%.
Namun
di balik optimisme membaiknya perekonomian dunia dan domestik, Pemerintah
secara resmi dalam Nota Keuangan yang disampaikan oleh Presiden kepada DPR,
mengakui bahwa setidaknya ada tujuh tantangan ekonomi dunia dan domestik yang
akan menentukan pencapaian target-target ekonomi Pemerintah.
Berikut
ini adalah tujuh tantangan ekonomi tersebut:
1. Pemulihan ekonomi global di tahun 2013 diperkirakan
menghadapi tantangan yang bersumber dari masih tingginya utang Pemerintah di
kawasan itu. Hal itu dapat menghambat stimulus yang dibutuhkan oleh
negara-negara tersebut. Disamping itu, kegiatan ivestasi dan arus modal
diperkirakan belum akan pulih sepenuhnya.
2. Gejolak harga komoditas dan energi dunia merupakan
tantangan ekonomi dunia dan juga Indonesia. Dalam beberapa tahun terkahir harga
komoditas minyak mentah dunia telah menunjukkan fluktuasi yang cukup besar.
Gejolak-gejolak itu dapat mengganggu proses pemulihan ekonomi dunia yang pada
gilirannya mengganggu ekonomi domestik.
3. Tingginya konsumsi BBM di dalam negeri. Ini
merupakan konsekuensi logis dari meningkatnya pendapatan dan daya beli
masyarakat. Masalahnya adalah peningkatan tersebut tidak diimbangi peningkatan
produksi minyak. Akibatnya kran impor harus dibuka dan dibutuhkan subsidi BBM
untuk menanggung selisih harga minyak di dalam negeri dengan d pasar
internasional. Perlu ada terobosan dalam mendorong penghematan konsumsi BBM.
4. Pembangunan infrastruktur. Pembangunan infrastruktur
perlu untuk mendukung daya saing sektor riil, penguatan iklim investasi dan
dunia usaha. Kelancaran jaringan distribusi dan lalu lintas wilayah akan
mengurangi tekanan disparitas harga, mendukung tercapainya skala ekonomi dan
meningkatkan efisiensi produksi.
5. Daya dukung energi yang belum memadai dan menggapai
wilayah Indonesia dan lapisan masyarakat. Kebutuhan pasokan energi khususnya
listrik dirasakan semakin meningkat. Hingga saat ini tingkat elektrifitas baru
mencapai 72,95 persen.
6. Dinamika ekonomi
domestik dan global yang selalu dinamis mengharuskan Indonesia senantiasa siap
terhadap perubahan. Yang berarti bahwa Indonesia dengan pasar domestik yang
kian meningkat akan menjadi sasaran empuk untuk dijadikan pasar impor yang
dalam hal ini akan lebih banyak tertuju pada negara-negara Asia Timur seperti
China, India dan Jepang karena partner mereka dari negara eropa telah melemah.
7. Implementasi realisasi proyek yang ada dalam program
Master Plan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)
perlu ditingkatkan. Tantangannya adalah perlunya kepastian dan kemudahan dalam
pembebasan lahan.
C.
PEMBAHASAN
(SOLUSI)
Setelah
mengalami krisis moneter yang melanda negara-negara Asia pada tahun 1997, 10
tahun yang lalu maka ekonomi Indonesia juga sama dengan ekonomi negara Asia
yang lain telah pulih kembali, dengan beban-beban dan kewajiban yang masih
harus ditanggung oleh negara sampai sekarang sebagai beban krisis.
Yang selalu menjadi perhatian pemerintah dan upaya
memajukan ekonomi nasional dewasa ini adalah :
1. Pembangunan infrastruktur ; efisiensi ekonomi rakyat dan investasi yang lebih
baik, serta sektor pertanian untuk memenuhi keperluan-keperluan dasar, sehingga
ekonomi Indonesia lebih efisien serta mengurangi tingkat impor dari bahan
makanan pokok dan semuanya dapat mendorong multiplier effect yang besar.
2. Perbankan nasional yang pada waktu krisis mengalami
banyak masalah dan hampir semua dibantu Bank Sentral kini sudah sehat, sangat likuid, dan menuju pertumbuhan
yang wajar, bunga bank yang selama ini di atas 12% dewasa ini telah menuju
tingkat efisiensi yang baru. Ini akan
mendorong usaha nasional lebih competitive.
3. Dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, maka
keperluan listrik bertambah dengan cepat menyebabkan demand lebih tinggi
dari supply listrik, sedang dilaksanakan pembangunan-pembangunan listrik
secara crash program sebesar 10.000 MW dan pertumbuhan 3.000 MW pertahun
untuk memenuhi keperluan selanjutnya, dengan sumber batubara, gas disamping geothermal
dan hydro power, listrik Indonesia pada 3 tahun yang akan datang akan
lebih murah dibanding negara lain.
Kita
semua memahami bahwa untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, maka arus investasi dalam dan luar negeri menjadi faktor yang sangat penting.
Dalam hal ini keterbukaan ekonomi dan perbaikan keamanan serta hukum yang lebih
baik di samping insentif untuk investasi adalah sangat penting. Semuanya
dilaksanakan secara bersamaan dengan penataan otonomi yang luas di
daerah-daerah.
Telah
diterbitkan Undang Undang Investasi yang baru yang lebih baik serta
Undang-Undang Pajak yang lebih menarik serta insentif-insentif lain diharapkan
dengan aturan tersebut dengan pasar yang lebih luas diharapkan FDI akan lebih
besar pada tahun-tahun yang akan datang. Semua itu tentu
haruslah dengan kebijakan yang lebih baik dari masing-masing provinsi yang
telah otonomi serta sistem, aturan dan jaminan perburuhan yang lebih baik, ini
merupakan tantangan untuk masa datang.
Dari
segi pasar tentu Indonesia lebih baik karena dengan penduduk 240 juta dengan
tingkat konsumsi yang terus meningkat serta National Resources yang
lebih baik yang tersebar di seluruh pulau-pulau. Indonesia terdiri dari 17.504 pulau besar dan kecil
dengan 33 propinsi dan 459 kabupaten. Semua itu terbagi pada kekuatan ekonomi
yang berbeda, namun secara umum dapat dibagi pada 4 wilayah utama (Sumatera,
Jawa, Kalimantan, Indonesia Bagian Timur)
dengan modal pokok, penduduk, iklim natural resources, serta sarana yang
ada.
Sumatera,
sangatlah kaya dengan energi seperti oil & gas dan batubara serta
perkebunan khususnya sawit dan getah dengan pengalaman dan iklim yang sesuai
yang menjadi kekuatan ekonomi yang utama.
Jawa,
dengan penduduk 140 juta serta infrastuktur yang lebih baik, maka pertanian dan
industri manufacture menjadi pendorong ekonomi, dengan tenaga kerja yang
sangat besar. Sekarang oil dan gas telah juga ditemukan di banyak tempat
di Jawa. Di samping itu kemampuan masyarakat dalam menghasilkan kerajinan dan
barang-barang budaya yang sangat besar.
Kalimantan,
kondisi hampir sama dengan Sumatera dengan energi dan perkebunan yang sangat
luas akan menjadi kekuatan ekonomi, disamping menjadi paru-paru dunia dengan tropical
forest yang masih tersisa, yang secara bersama-sama harus dijaga dengan perhatian
internasional untuk menjaga climate change juga menjadi beban di masa
datang.
Indonesia
Bagian Timur, mempunyai potensi pertanian, perikanan pertambangan, dan oil
& gas, telah dan akan menjadi kekuatan ekonomi bagi daerah yang luas
tersebut. Dalam perencanaan nasional untuk menjadi wilayah produksi bio-fuel
yang besar dengan lahan yang luas khususnya Papua.
Kebijakan
fiskal Indonesia akan diarahkan untuk sebanyak-banyaknya mendorong pembangunan
sarana agar semua investasi tersebut dicapai, serta memberi insentif untuk
pengusaha domestik dan asing yang meningkatkan added value dari resources
tersebut.
Dengan
jumlah penduduk sebagai pasar dan sekaligus pekerja yang besar serta upah buruh
yang masih bersaing, industri manufacturing akan tetap menarik dan dapat
bersaing dibanding dengan negeri-negeri berkembang lainnya. Hubungan strategis
dengan negara-negara maju akan mendorong perdagangan yang lebih besar yang pada
akhirnya mendorong ekonomi dalam negeri.
Masalah
birokrasi dan korupsi selalu menjadi pertanyaan, namun dengan upaya yang keras
hal tersebut akan dapat berkurang, tidak banyak negara di Asia dimana begitu
banyak bekas menteri, gubernur atau pejabat sekarang ini masuk penjara karena
masalah korupsi pada masa lalu dan sekarang. Ini merupakan komitmen yang jelas
dari pemerintah untuk menciptakan clean government. Tidaklah mudah
menerapkan hukum secara keras, tetapi pemerintah mempunyai tekad yang jelas.
D.
KESIMPULAN
Sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi dunia yang baik dengan industri dan perdagangan yang sangat meningkat
serta inovasi yang lebih besar, maka Indonesia akan meningkatkan kemampuan
dengan dasar itu.
Banyak prasyarat yang telah
dilaksanakan, yaitu stabilisasi keamanan dan politik yang lebih baik,
infrastruktur yang terus dibangun, sektor financial yang makin baik, pendidikan
yang diperbaiki, dan kebijakan investasi yang lebih baik, maka pertumbuhan
ekonomi Indonesia akan sangat memberi harapan dan kemajuan.
Pertumbuhan
belumlah cukup untuk memenuhi keperluan lapangan kerja, sejalan dengan makin
banyak generasi muda yang masuk lapangan kerja dan mengurangi tingkat
kemiskinan, tetapi ini menggambarkan bahwa arah ekonomi Indonesia menuju
pertumbuhan yang lebih tinggi lagi akan dapat dicapai. Dalam kondisi global, ekonomi suatu negara tentu
tidak bisa berdiri sendiri, dan saling mempunyai pengaruh yang besar.
Pertumbuhan ekonomi ASEAN
yang sangat baik dan hubungan ASEAN dengan negara Asia lainnya akan lebih
mendorong kemajuan tersebut. Kemajuan ekonomi akan lebih mendorong stabilitas
kawasan dan pada akhirnya menuju pada kesejahteraan seluruh rakyat.
Indonesia juga diharuskan
mampu bersaing dengan kekuatan perdagangan negara-negara lain. Di tengah arus
globalisasi sekarang ini, liberalisasi ekonomi sungguh tak terhindarkan. Namun
pemerintah tetap harus bisa menjaga kemandirian ekonomi nasional agar
liberalisasi ekonomi tidak sekadar menjadikan Indonesia sebagai pasar bagi
aneka produk barang dan jasa negara-negara lain. Diplomasi yang dilakukan
Indonesia dalam rangka liberalisasi ekonomi bertujuan untuk mencari peluang dan
potensi di luar negeri dan meningkatkan dukungan masyarakat luar negeri dalam
pemulihan ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar